Jumat, 22 Desember 2017

Selesaikan diri sendiri terlebih dahulu!

Oleh: Adi wiratama

Didalam buku "Provokasi" oleh Prasetya M Brata ada sebuah Kisah menceritakan sebagai berikut: Diislam, Yang mau disembelih oleh nabi Ibrahim a.s adalah ismail. Di kristen, yang mau disembelih nabi Ibrahim adalah ishak. Ketika masalah ini dibawa ke Gus Dur untuk menanyakan yang mana yang benar, Gus Dur Menjawab: "Gitu aja kok repot, Yang penting dua-duanya selamat!"

Kisah ini membuat saya terpikirkan akan hal bagaimana cara untuk belajar dalam menyelesaikan masalah. Bagi saya ini adalah langkah baru dalam mematangkan cara berpikir. Ketika kita stuck dihadapkan antara pilihan-pilihan atau konfilk, naiklah ketingkat berpikir lebih tinggi. Dengan adalah menyelesaikan ego diri sendiri terlebih dahulu, lalu berorientasilah ke masa depan bukan berkubang Dengan masa lalu. Serta tanyakan pada diri apa penting nya hal itu bagi kita? Apa pengaruhnya bagi kita? Apa tujuannya? Apa dampaknya/hasilnya?

Melihat darii Kisah yang diceritakan sedikitnya menjadi rujukan saya saat saya menghadapi pilihan-pilihan dan konfilk yang datang kepada saya.

Ketika saya tahu saat berdebat, keadaannya sama-sama untuk saling membuat kebaikan dan yang diperdebatkan adalah masalah kecil karena berada dalam level cara, tindakan atau prilaku. Seketika semangat menyelesaikan konfilk menjadi positif.

Seringkali kita terjebak dalam melihat setting permasalahan. Bukannya membahas pemecahan atau jalan keluar dari issue dasar, kita malah terjebak pada situasi :"Karena mereka berbeda pendapat dengan saya, maka dia salah. Dia sedang dalam masalah: untuk itu dia harus dikoreksi atau diluruskan dahulu" Saat tujuan dari esensi yang dituju tidak mendapatkan titik terang maka sering kali mencari-cari kesalahan dan mempertanyakan penyebab yang seharusnya ditanggung bersama. Kalau pikiran sudah dipenuhi emosi. Ujung-ujungnya menyalahkan orang lain.

Ketika kita ingin tahu bagaimana hasil komunikasi kita adalah dengan melihat respon orang lain. Jangan-jangan prilaku mereka terhadap saya adalah karena merupakan respon saya sendiri. Jangan-jangan saya yang terlalu tinggi egonya sehingga mengharapkan mereka harus berprilaku seperti yang saya inginkan.  Jangan-jangan saya yang bersikap kaku dan jaim. Sehingga mereka merespon hal yang berbeda terhadap saya. Buktinya mereka juga punya lingkungan yang menerima mereka seperti itu pula.

Saya kemudian tersadar untuk menghentikan 'rekayasa' peta internal, menurut program berpikir pengalaman saya sendiri. Lantas mehilangkan prespsi saya untuk tidak menilai apapun dulu lalu melihat fakta-faktanya terlebih dahulu.
Untuk menjawab tantangan "Bagaimana saya bisa diterima" serta disambut hangat oleh mereka. Saya sendiri perlu mengubah formula sosial saya kepada mereka.

Jangan mengharapkan orang lain berprilaku dengan apa yang kita harapkan. Itu berarti memaksakan peta internal kita kepada orang lain. Kalau itu kita lakukan kebanyakan kita akan kecewa. Kuncinya adalah menerima cara mereka terlebih dahulu. Lalu lihat peluang untuk memperbaiki. Sesuai dengan dengan kesalahan yang bisa kita atasi dengan menggunakan cara-cara elegan.

Kita tidak bisa meminta orang lain berprilaku sebagaimana kita inginkan, tapi kita bisa mempengaruhi prilaku mereka dengan mengubah prilaku kita sendiri, tanpa takut kehilangan jati diri dan karakter kita. Butuh tenaga dan keberanian keluar dari zona nyaman itu sendiri.

Salam manis 🌸

Rabu, 20 Desember 2017

Anti-LGBT Itu Alami

Oleh: Felix Siauw

Logika paling absurd untuk membela kaum LGBT ialah, bahwa kesemuanya itu adalah Hak Asasi Manusia, bahwa kesemuanya adalah genetis. Padahal kesemuanya adalah bohong

LGBT bukan dan tak pernah masalah genetik, ia adalah penyimpangan dari perilaku yang fitrah. Dan bila dibiarkan maka akan menimbulkan kerusakan, sebab ia menular

Dari segi biologis sudah jelas, bahwa kelakuan nista ini jadi sumber penyakit dan penyebarannya, yang lebih utama ialah tidak mungkin keturunan bisa ada bila LGBT ini dipraktekkan

Karena itulah secara alamiah, namanya pasangan itu berbeda jenis kelamin. Secara biologis LGBT merusak fungsi biologis, secara etika menjijikkan dan dari segi agama, jelas perilaku bejat

Bila LGBT dianggap HAM dengan alasan bahwa negara tak boleh masuk dalam ranah privat, maka besok-besok zina juga bisa dilegalkan HAM dengan alasan suka sama suka

Namanya penyimpangan artinya harus diluruskan, diperbaiki, bukan kemudian harus diterima seolah HAM, bahkan dibantu untuk disebarluaskan atau diberikan ruang promosi

Yang terjebak LGBT, mereka bagian dari objek dakwah, tapi penguasa yang ingin menajdikan ini kewajaran, dan para liberalis promotornya, ini penjahat yang sebenarnya bagi kemanusiaan

Islam di Indonesia mayoritas, diatas 85%, dan ulama menyepakati bahwa LGBT ini perbuatan yang keji. Maka bila penguasa membiarkan ini, sama saja memprovokasi ummat Muslim

Lihat di US, setelah LGBT disahkan, muncul pasangan Mom-Mom atau Dad-Dad, adopsi anak setelah mereka bersama, anda bisa membayangkan apa yang terjadi pada anak-anaknya

Yang Allah haramkan, pastilah sebuah keburukan, pastilah menghancurkan manusia. Sudah diaturkan bahagia itu ada pada berpasang-pasangan dalam taat, tak perlu yang lain

Bagi kita sekarang, kita harusnya sadar, ini yang terjadi bila Al-Qur'an dan Al-Hadits hanya jadi opsi dalam hukum. Memang ummat Muslim itu harusnya dipimpin dengan Kitabullah dan Sunnah

Senantiasa ada pertarungan antara haq dan bathil, kita telah melalui banyak episodenya, dan lihat pemainnya tetap sama, itu-itu saja. Rapatkan barisan, istiqamahkan diri, terus berdakwah

Muhasabah diri

Oleh: Adi wiratama

Seseorang yang bertaqwa adalah mereka yang membawa sebaik-baik bekal, dan dalam perjalanan mencari bekal tersebut tak jarang seseorang merasa lelah dan bosan yang mengakibatkannya tak mawas diri sehingga tergelincir dan terjatuh dalam futur (lemah semangat untuk melakukan amal shalih). Muhasabah akan membantu seseorang untuk menghadapi berbagai rintangan yang ia temukan dalam pencariannya akan bekal tersebut.

Kehancuran hati itu disebabkan meremehkan muhasabah dan mengikuti hawa nafsu. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan lain-lain, dia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda,
"Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk persiapan sesudah mati, dan orang lemah adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan untuk (diselamatkan)"

Bila faktor pendorongnya adalah yang pertama yaitu keinginan mendapatkan ridha Allah, maka orang harus merenung sekali lagi dan berpikir apakah dia membutuhkan rekan penolong untuk melakukannya atau tidak? Dan apakah dia memiliki orang-orang yang akan menolongnya bila dia membutuhkan pertolongan?

Bila ternyata dia tidak memiliki orang-orang yang menolongnya, maka dia harus berhenti dan menunda dulu sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam mengulur jihad di Makkah hingga beliau mendapatkan kekuatan dan penolong. Dan bila dia memperoleh penolong, maka hendaklah dia terus maju karena dia pasti dimenangkan. Dan keberhasilan tidak akan terlepas melainkan bila salah satu persyaratannya tidak terpenuhi. Kalau terpenuhi pasti keberhasilan akan dicapai.

Inilah di mana orang perlu untuk memuhasabah dirinya sebelum dia beramal. Karena tidak setiap perkara yang diinginkan oleh seorang hamba adalah dalam kemampuannya, dan tidak semua yang beada dalam kesanggupannya adalah lebih baik baginya untuk dilakukan daripada ditinggalkannya. Dan tidak semua yang lebih baik untuk dilakukan daripada ditinggalkannya adalah dia lakukan demi Allah. Dan tidak semua yang diperbuatnya demi Allah adalah menjadi penolong baginya.

Bila orang telah melakukan muhasabah demikian, maka menjadi jelaslah baginya, mana yang baik untuk dilakukannya dan mana yang harus ditinggalkannya.

Muhasabah adalah sesuatu hal yang perlu dan menjadikannya sebuah kebutuhan dalam tiap-tiap diri manusia, di dalam agama Islam, muhasabah sangatlah dianjurkan karena jika muhasabah bisa dijalankan dengan baik akan memberi banyak manfaat baik yang akan di dapatkan di dunia maupun diakhirat kelak.

Oleh karena itu, kita semua wajib memahami, memaknai hakekat dari muhasabah itu sendiri.

Jangan lupa bahagia🌸

Selasa, 19 Desember 2017

Humairah...

Oleh: Adi wiratama

Begitulah rasul memanggil aisyah, aisyah adalah salah suatu istri rasullah yang sangat dicintai.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Aisyah dua tahun sebelum hijrah melalui sebuah ikatan suci yang mengukuhkan gelar Aisyah menjadi ummul mukminin.

Ummul mukminin adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada setiap istri Nabi Muhammad Rosulullah saw. Istilah tersebut berasal dari kata Arab ummu yang berarti ibu, dan al-mu’minin yang artinya orang-orang beriman.

Aisyah adalah seorang wanita berparas cantik berkulit putih, sebab itulah ia sering dipanggil dengan “Humaira”. Selain cantik, ia juga dikenal sebagai seorang wanita cerdas yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mempersiapkannya untuk menjadi pendamping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengemban amanah risalah yang akan menjadi penyejuk mata dan pelipur lara bagi diri beliau. Suatu hari Jibril memperlihatkan (kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) gambar Aisyah pada secarik kain sutra berwarna hijau sembari mengatakan, “Ia adalah calon istrimu kelak, di dunia dan di akhirat.” (HR. At-Tirmidzi)

Teladan yang bisa diambil diri Aisyah, hendaklah para wanita menjaga mahkota dan kesuciannya, karena kecantikan dan keelokan itu adalah amanah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus senantiasa ia jaga dan tidaklah boleh dia peruntukkan kecuali kepada yang berhak atasnya.

Dalam hidupnya yang penuh dengan jihad, Sayyidah Aisyah wafat pada usia 66 th, bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun ke-58 H, dan dikuburkan di Baqi`. Kehidupan Aisyah penuh dengan kemuliaan, kezuhudan, ketawadhuan, pengabdian sepenuhnya kepada Rasulullah SAW, selalu beribadah serta senantiasa melaksanakan shalat malam. Selain itu, Aisyah banyak mengeluarkan sedekah sehingga didalam rumahnya tidak akan ditemukan uang satu dirham atau satu dinar pun.

Are you the next humairah?

Minggu, 10 Desember 2017

Zona nyaman


Oleh: Adi wiratama

Pernahkah anda merasa nyaman dengan keadaan? Atau pun sudah senang/sampai dengan yang diharapkan?
Keadaan ini sebeneranya bisa dideskripsikan dengan pemahaman masing-masing sesuai konteks yang sama.

Kebiasaan kita, apabila sudah memiliki suatu keadaan yang nyaman kadang tidak ingin berpindah karena takut untuk memulai lagi.
Suatu hal yang nampaknya sukar apabila bukan dari diri sendiri untuk memacunya.
Alasannya adalah zona nyaman adalah zona yang melenakan Anda, tidak mau ada peningkatan, tidak mau berusaha lebih keras, tidak melakukan hal baru, dan sebagainya. Sehingga Anda tidak berubah menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih tangguh.

Jadi, maksud dari zona nyaman adalah sebuah zona dimana anda nyaman dengan apa yang anda lakukan tidak peduli apakah yang anda lakukan itu membawa kebaikan, memberdayakan, atau menjadikan anda sukses atau tidak. Karena melakukan sesuatu yang berbeda, baru, perlu kerja lebih keras, atau perlu keterampilan lebih tinggi adalah tidak nyaman. Dan banyak orang lebih memilih yang nyaman-nyaman saja

Bagaimana cara memperbaiki nya?

Sekarang kita samakan dalam persamaan
Zona nyaman = kemalasan
Kalo kita sudah menyamakan dengan persamaan diatas. Maka, kita akan menemukan jawaban untuk keluar dari permasalahan tersebut.

Pada Kalanya zona nyaman ini membelenggu untuk selalu terbudayakan dalam diri, adapun hal-hal yang menurut kita sudah baik, tidak mau dibuat menjadi sangat baik. Karena budaya "cukup" sudah termindshet didalam kepala.

Zona nyaman anda rasakan ketika ada peluang untuk memperbaiki
Misalnya, Anda ingin meningkatkan kemampuan. Setelah Anda belajar, ternyata untuk meningkatkan kemampuan itu, Anda harus melakukan berbagai hal yang lebih banyak, lebih sulit, dan lebih beresiko.

Baik tersadar atau tidak dalam pikiran anda akan merasa enggan dan tidak mau untuk berpaling dari yang sudah anda jalani.
Karena impian anda akan terkubur setelah terperangkap pada kenyaman yang ada sebelumnya anda rasakan dan berpikiran cukup.

Ini adalah salah satu contoh dimana apabila anda terus terus berpikir seperti ini serta membuat anda monoton, tidak mengikuti perkembangan zaman dan ikut andil dalam perubahan maka anda harus bersiap diri untuk tersisi dari medan pertempuran.

Hal yang paling utama untuk memperbaiki itu semua adalah keluarlah dari zona nyaman anda sekarang. Nikmati sesuatu yang baru yang membuat diri anda semakin bergairah dalam mendapatkan sesuatu yang baru dan berinovasi.

Maka dari itu bangunlah dari mimpi mu, kejar impianmu.
Karena indonesia punya harapan besar dengan cita-citamu.

Salam, pulau kapuk 🌵

Sabtu, 09 Desember 2017

Siapa Palestina?

Oleh: Adi wiratama

Masih ada suara kontra terhadap dukungan kepada palestina, khusus diindonesia Masih banyak yang berkomentar "Ngapain ngurusi masalah negara orang, toh di Indonesia aja Masih banyak masalah yang belum terselesaikan". Pendapat semacam ini kadang termakan oleh beberapa pola pikir yang membuat tidak ingin tahu apa yang terjadi.

Sebagai pemuda muslim kita harus tahu alasan kenapa kita harus membela palestina dari penjajahan zionis israel.

Muslimin palestina adalah umat muhammad dan saudara seiman.

Allah berfirman:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman tak lain adalah saudara”.(QS. Al-Hujurat:10) .
Sudah tentu dengan firmannya itu, kita memahami apa itu saudara. Saudara dalam konteks ini bukan kategori nazab dekat (Ayah/ibu/adik/kakak).
Ditegaskan oleh Rasulullah menegaskan dengan sabdanya: “Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya” (HR. Bukhari no: 2262 dan Muslim no: 4650).

Dalam riwayat Rasulullah lainnya, Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya) . Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat.

Sampai sini kita sudah mulai paham siapa palestina itu?

Palestina negeri pilihan, Inilah tanah pilihan, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan keberkahan tanah Palestina, tanah yang juga termasuk bagian dari Syam. Keberkahannya ini dapat dirunut, misalnya Syam menjadi tempat hijrah Nabi Ibrahim Alaihissalam, tempat singgah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menjalankan Isra dan Mi’raj, tempat dakwah para Nabi. Dakwah yang membawa misi agama tauhid. Dan juga lantaran keberadaan Masjidil Aqsha di tanah Palestina yang penuh berkah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [Al-Israa : 1]

Yerusalem adalah tiga dari kota suci dalam Islam setelah Mekah dan Madinah di Arab saudi.
Dan sekarang Yerusalem diakui oleh amerika sebagai ibu kota israel laknatullah. Bukan tidak mungkin akan diikuti negara-negara yahudi lainnya.

Apakah kita masih mau berdiam diri wahai umat muhammad?
Mari bersatu kaum muslim!

Pada pandangan nasionalisme kita kutip kalimat yang berada didalam alenia pertama pembukaan UUD 1945.
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

Sejauh ini memahami makna kemerdekaan hak segala bangsa sudah tidak relevan, karena realitanya politik dunia sudah bungkam dan tak bisa diandalkan, kecuali umat Islam bersatu.

Kita memang bukanlah politisi dan pemangku kekuasaan yang bisa membuat keputusan strategis untuk palestina. Namun tak mengapa.

Ingatlah cerita semut,
Gagak: "Apa yang kamu pikul itu sampai kau begitu payah membawanya?"

Semut: "Aku membawa bejana berisi air."

Gagak: "Untuk apa air itu?"

Semut: "Tidakkah kamu mendengar kalau Namrud akan membakar Nabi Ibrahim? Aku ingin membantu memadamkan api Namrud yang membakar Nabi Ibrahim."

Gagak: "Apakah kamu merasa yakin bisa memadamkan api besar Namrud dengan setetes air itu?"

Semut: "Aku tahu setetes air yang ku bawa tidak akan bisa memadamkan api besar Namrud, tetapi dengan ini aku bisa memastikan di pihak manakah aku berada (di pihak Allah)."

Walau hanya aksi demo atau menyebarkan informasi dimedia sosial. Kita hanya ingin Allah tahu Bahwa kita ada untuk menolong agamanya.

Dari Abu Sa’id Al Khudriradhiyallahu ‘anhu dia berkata,“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim)

Bukankah kedzoliman ada, bukan karena banyakny orang jahat? Melainkan karena diamnya orang baik!

Allahu Akbar!

Jumat, 08 Desember 2017

KEHANCURAN BANGSA YAHUDI MENURUT AL-QUR'AN DAN SUNNAH


Oleh: Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali

Nubuwat al-Qur’an Tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi

Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin yang dimuliakan Allah… Berbesar hatilah, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا  فَإِذَا جَاء وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُوْلِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً  ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا  إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا  عَسَى رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

“Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan Neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” ( QS al-Israa’ 17:4-8)

#Pertama : Ayat ini menegaskan terjadinya dua kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil. Sekiranya dua kerusakan yang dimaksud sudah terjadi pada masa lampau, maka sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan berkali-kali, bukan hanya dua kali saja. Akan tetapi yang dimaksudkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan puncak kerusakan yang mereka lakukan. Oleh karena itulah Allah mengirim kepada mereka hamba-hamba-Nya yang akan menimpakan azab yang sangat pedih kepada mereka.

#Kedua : Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu. Sedangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh-musuh yang telah menimpakan azab saat mereka berbuat kerusakan yang pertama. Allah mengatakan : “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”

#Ketiga : Sekiranya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan itu adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak akan diberitakan dengan lafazh idza, sebab lafazh tersebut mengandung makna zharfiyah (keterangan waktu) dan syarthiyah (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa yang telah lalu. Sekiranya kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, tentulah lafazh yang digunakan adalah lamma bukan idza. Juga katalatufsidunna (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan), huruf laam dan nuun berfungsi sebagai ta’kid(penegasan) pada masa mendatang.

#Keempat : Demikian pula firman Allah : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang terjadi pada masa mendatang. Sebab tidaklah disebut janji kecuali untuk sesuatu yang belum terlaksana.

#Kelima : Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala. Namun bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam ayat di atas : “Kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar”. Sifat tersebut mengisyaratkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang musyrik atau penyembah berhala. Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk tasyrif (penghormatan). Sementara kehormatan dan kemuliaan itu hanyalah milik orang-orang yang beriman.

#Keenam : Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan-bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit). Sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan-bangunan tersebut.

#Kesimpulan : Hakikat dan analisa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat al-Israa’ di atas.


Realita : Sekarang ini bangsa Yahudi memiliki daulah di Baitul Maqdis. Mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka membunuhi kaum wanita, orang tua, anak-anak yang tidak mampu apa-apa dan tidak dapat melarikan diri. Mereka membakar tempat isra’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan merobek-robek kitabullah. Mereka melakukan kejahatan di mana-mana hingga mencapai puncaknya.

Mereka menyebarkan kenistaan, kemaksiatan, kehinaan, pertumpahan darah, pelecehan kehormatan kaum muslimin, penyiksaan dan pelanggaran perjanjian.

Jadi, aksi pengerusakan yang kedua sedang berlangsung sekarang dan telah mencapai titik klimaks dan telah mencapai puncaknya. Sebab tidak ada lagi aksi pengerusakan yang lebih keji daripada yang berlangsung sekarang.

Adakah aksi yang lebih keji daripada membakar rumah Allah?

Adakah aksi pengerusakan yang lebih jahat daripada merobek-robek kitabullah dan menginjak-injaknya?

Adakah aksi pengerusakan yang lebih sadis daripada membunuhi anak-anak, orang tua dan kaum wanita serta mematahkan tulang mereka dengan bebatuan?

Adakah aksi pengerusakan yang lebih besar daripada pernyataan perang secara terang-terangan siang dan malam melawan Islam dan para juru dakwahnya?

Sungguh demi Allah, itu semua merupakan aksi pengerusakan yang tiada tara!!!

Lalu Allah Azza wa Jalla melanjutkan firman-Nya : “dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”.

Artinya, hamba-hamba Allah kelak akan meruntuhkan apa saja yang dibangun dan dikuasai oleh bangsa Yahudi. Mereka akan menggoyang benteng Yahudi dan meluluhlantakkan serta meratakannya dengan tanah. Sebelumnya, tidak pernah disaksikan bangunan-bangunan menjulang tinggi di tanah Palestina kecuali pada masa kekuasaan Zionis sekarang ini. Gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah pemukiman dibangun di setiap jengkal tanah Palestina yang diberkahi.

Kami katakan kepada mereka : Dirikanlah terus wahai anak keturunan Zionis, tinggikan bangunan sesukamu! Sesungguhnya kehancuran kalian di situ dengan izin Allah.

Dan tak lama lagi kalian akan luluhlantak dan tertimpa bangunan kalian itu! Dan Allah takkan memungkiri janjinya : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana”.

Penguasaan Masjidil Aqsha tidak disebutkan pada kali yang pertama dan disebutkan pada kali yang kedua.

Sebab penguasaan Masjidil Aqsha oleh kaum muslimin akan berakhir. Kalaulah belum berakhir berarti penguasaan yang kedua merupakan lanjutan dari yang pertama. Akan tetapi berhubung penguasaan Masjidil Aqsha yang pertama akan berakhir, maka penguasaan untuk yang kedua kalinya merupakan peristiwa baru.

Dan itulah realita yang terjadi! Penguasaan pertama telah berakhir sesudah bangsa Yahudi menguasai al-Quds serta beberapa wilayah tanah Palestina lainnya dalam satu serangan yang sangat sporadis pada tahun 1967, orang-orang menyebutnya tahun kekalahan. Sebelumnya pada tahun 1948 mereka sebut dengan tahun kemalangan.

Penguasaan yang pertama berakhir disebutkan karena adanya faktor penghalang yang menghalangi kaum muslimin untuk menguasainya. Penghalang itu merupakan musuh bagi Islam dan kaum muslimin. Dan cukuplah Yahudi sebagai musuh bebuyutan yang sangat menentang Islam, kaum muslimin dan para pembela Islam.

Maka kita harus membebaskan tanah kita yang dirampas dan membuat perhitungan dengan mereka serta menyalakan api kebencian terhadap mereka!!! Sudah tergambar pada wajah mereka tanda-tanda kemalangan dan kehinaan.

Kaum muslimin akan kembali menguasai Masjidil Aqsha –insya Allah- sebagaimana kaum salafus shalih menguasainya pertama kali. Sebab kehancuran kedua yang telah dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya : “dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama”.

Kita sedang menanti peristiwa itu sebagai kebenaran janji Allah dan kebenaran berita-berita RasulullahShallallahu ‘alaihi wa Salam. Pada hari itu kaum muslimin bergembira dengan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.[2]

Nubuwat as-Sunnah ash-Shahihah tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah mengabarkan bahwa kaum muslimin akan berperang melawan bangsa Yahudi, beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :

“Tidak akan tiba hari kiamat sehingga kaum muslimin berperang melawan Yahudi. Sampai-sampai apabila orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pohon dan batu itu akan berseru, ‘wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.” (Muttafaq ‘alaihi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Diriwayatkan oleh Syaikhaini (Bukhari dan Muslim) dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi, sampai-sampai mereka bersembunyi di balik batu, maka batu itupun berkata, ‘wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’.”

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa :

Pertama : Akan datang masa sebelum datangnya hari kiamat bahwa kaum muslimin dan bangsa Yahudi akan mengalami peperangan besar dan ini adalah suatu hal yang pasti akan terjadi.

Kedua : Bangsa Yahudi akan dibantai oleh kaum muslimin, dan hal ini terjadinya di bumi Palestina, dan saat itu seluruh pepohonan dan bebatuan yang dijadikan tempat persembunyian bangsa Yahudi akan berseru memanggil kaum muslimin untuk membunuh mereka, kecuali pohon Ghorqod.

Ketiga : Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan berada di tangan Islam dan kehinaan akan meliputi bangsa Yahudi yang terlaknat dan terkutuk.

Keempat : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda “latuqootilunna” (Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi) yang disertai dengan lam dan nun sebagai ta’kid(penegasan) akan kepastian hal ini. Khithab (seruan) Nabi ini adalah kepada para sahabat, hal ini menunjukkan secara sharih bahwa masa depan adalah milik Islam saja –biidznillahi-, namun haruslah dengan metode para sahabat Nabi dan kaum salaf yang shalih.

Kelima : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda tentang seruan batu dan pohon : “Wahai muslim, wahai hamba Allah…” yang menunjukkan manhaj tarbawi (pendidikan) ishlahi (pembenahan) yang ditegakkan di atas manifestasi tauhid dan al-‘Ubudiyah (penghambaan) yang merupakan cara di dalam menegakkan syariat Islam di muka bumi dan melanggengkan kehidupan Islami berdasarkan manhaj nabawi.[3]

Tha`ifah al-Manshurah adalah Pembebas Negeri Syam al-Muqoddasah

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahi negeri Syam di dalam kitab-Nya al-Majid (yang terpuji) di dalam 5 ayat, sebagai berikut :

“Dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami Telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS al-Anbiyaa’ 21:71)

“Dan (telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya, dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Anbiyaa’ 21:81)

“Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya, dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka, dan kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” ( QS al-A’raaf 7:137)

“Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan, berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” (QS Sabaa` 34:18)

“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” ( QS al-Israa` 17:1)

Seluruh ayat di atas menunjukkan akan keutamaan dan keberkahan negeri Syam, tidak diketahui adanya perselisihan para ulama tafsir tentangnya. Negeri Syam adalah negeri yang memiliki fadhilah (keutamaan) dibandingkan negeri-negeri lainnya.

Di negeri inilah risalah-risalah kenabian banyak diturunkan, para rasul banyak diutus dan menjadi tempat hijrah para Nabi Allah. Di dalamnya terdapat kiblat pertama kaum muslimin, di-isra`kannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Di dalamnya Dajjal akan binasa di tangan al-Masih ‘alaihi Salam, demikian pula Ya’juj dan Ma’juj serta bangsa Yahudi akan binasa.

Namun negeri ini kini terampas dan terjajah, dirampas dan dijajah oleh bangsa terburuk di muka bumi ini. Namun penjajahan mereka atas bumi Palestina dan Syam adalah penggalian kuburan bagi mereka sendiri. Karena Nabi yang mulia telah memilih negeri ini sebagai bangkitnya ath-Tha`ifah al-Manshurah (golongan yang mendapat pertolongan) yang akan membinasakan bangsa Yahudi dan membebaskan negeri Syam dari kekuasaan mereka serta menegakkan Islam sebagai agama yang haq.

Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjelaskannya:

Pertama : Hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku, yang berperang di atas kebenaran, yang menampakkan (kebenaran) terhadap orang-orang yang mencela mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari mereka, yaitu al-Masih ad-Dajjal.” (HR Abu Dawud : 2484; Ahmad : IV/329 dan IV/343; ad-Daulabi dalam al-Kuna : II/8; al-Lalika`i dalam Syarh I’tiqod ‘Ushulis Sunnah no. 169; dan al-Hakim : IV/450; dari jalan Hammad bin Salamah, meriwayatkan dari Qotadah, dari Mutharif).

Al-Hakim berkata : “Shahih menurut syarat Muslim” dan Imam adz-Dzahabi menyepakatinya. Syaikh Salim berkata : “Hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh al-Hakim”.

Dan menyertai (tabi’) riwayat ini adalah riwayat dari Abul ‘Alaa` bin asy-Syakhir dari saudaranya Mutharif, dikeluarkan oleh Ahmad (IV/434), dan Syaikh Salim berkomentar : “isnadnya shahih menurut syarat imam yang enam.”

Kedua : Hadits Salamah bin Nufail radhiyallahu ‘anhu : “Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (kebenaran) di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka (kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat.” (HR Ahmad : IV/104; an-Nasa`i : VI/214-215; Ibnu Hibban : 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful Astaar : 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-Jarsyi dari Jabir bin Nufair.)

Syaikh Salim berkata : “Dan isnad ini shahih menurut syarat Muslim.”

Ketiga : Hadits Qurrah radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban : 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu ‘Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’)

Imam at-Tirmidzi berkata : “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar : “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).”

Keempat : Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu ‘anhu yang memiliki dua lafazh yang berbeda, yaitu :

Pertama : Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (diri) di atas kebenaran, yang senantiasa perkasa hingga hari kiamat.” (HR al-Lalika`i di dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah : 170).

Kedua : Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” (HR Muslim : XIII/68-Nawawi; Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah : III/95-96; as-Sahmi di dalam Tarikh Jurjaan : 467; dan selainnya dari jalan Abu Utsman al-Hindi)

Syaikh Salim berkomentar : “Iya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah menjelaskan negeri al-Firqah an-Najiyah dengan penjelasan yang terang yang tidak ada lagi keraguan padanya, dan beliau mengabarkan bahwa negeri itu adalah Syam yang diberkahi dan penuh kebaikan.”

Dan penjelasan Syaikh Salim al-Hilali di sini ditopang oleh penjelasan berikut :

Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh ‘Umair dari Malik bin Yakhomir, Mu’adz berkata : “Dan mereka ini (ath-Tha`ifah al-Manshurah) berada di Syam.” Dan ucapan ini dihukumi marfu’ karena tidaklah diucapkan dengan ra’yu (pendapat) dan ijtihad.

Hadits Sa’ad di atas : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menukil dalam kitabnya Manaqib asy-Syam wa Ahluhu (hal. 72-77) ucapan Imam Ahmad bin Hanbal : “Penduduk Maghrib, mereka adalah penduduk Syam.

Syaikh Salim mengomentari : “Saya sepakat dengan dua alasan :

Pertama adalah, bahwa seluruh hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa mereka adalah penduduk Syam.

Kedua, bahasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan penduduk Madinah tentang “penduduk Maghrib (barat)” maksudnya adalah penduduk Syam, karena mereka (penduduk Maghrib) berada di barat mereka (Rasulullah dan para sahabatnya), sebagaimana bahasa mereka tentang “penduduk Masyriq (timur)” adalah penduduk Nejed dan Irak. Karena Maghrib (barat) dan Masyriq (timur) adalah perkara yang nisbi (relatif).

Seluruh negeri yang memiliki barat maka bisa jadi merupakan bagian timur bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi pertimbangan di dalam ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam ini tentang barat dan timur adalah tempat beliau mengucapkan hadits ini, yaitu Madinah.”

Kesimpulan : Negeri Syam adalah negeri ath-Tha`ifah al-Manshurah yang akan menampakkan kebenaran, tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan mendapatkan kemenangan dari Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian sampai datangnya hari kiamat. Ath-Tha’ifah al-Manshurah inilah yang akan memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang terlaknat, dan merekalah yang akan membinasakan bangsa Yahudi terlaknat ini.

Catatan Kaki

[1] Sengaja kami pilih kata Nubuwat daripada kata ramalan, karena kata nubuwat lebih sesuai dan pantas daripada penggunaan kata ramalan. Kata ramalan seringkali berasosiasi dengan klenik, khurafat, takhayul ataupun metafisika. Sedangkan nubuwat maka asosiasinya adalah dengan wahyu : al-Qur’an atau as-Sunnah yang shahih.

[2] Disarikan dari “Jama’ah-Jama’ah Islamiyah Ditimbang Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah” (terj. Al-Jama’at al-Islamiyyah fi Dhou’il Kitaabi was Sunnah), karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly, pent. Ust. Abu Ihsan al-Atsari, Pustaka Imam Bukhari, Jilid I, cet. I, Juni 2003, hal. 90-108.

[3] Dipetik secara ringkas dan bebas dari artikel yang berjudul Haditsu Qitaali al-Yahuudi Riwaayatan

*Disarikan dari artikel yang berjudul ath-Tha`ifah al-Manshurah wal Bilaad al-Muqoddasah, karya Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, dalam Majalah al-Asholah, no. 30, th, V, hal. 17-21.

Rabu, 06 Desember 2017

Intelektualitas Untuk Mahasiswa

Oleh: Adi wiratama

Makna intelektual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasar ilmu pengetahuan. Ada juga pengertian lain adalah yang memiliki intelektual itu adalah seorang cendekiawan. Sedangkan arti cendekiawan menurut KBBI adalah orang cerdik pandai dan orang intelek. Sudah cukup jelas berdasarkan pengertian diatas bahwa mahasiswa merupakan sosok intelektual dimana harus memiliki pengetahuan luas dan pemikiran yang cerdas.

Mahasiswa sebagai kaum intelektual seharusnya sudah mengerti bagaimana dalam menghadapi beberapa situasi yang mengenai masalah atau pun keadaan urgent. Dengan berpikir logis dan menggunakan wawasan yang sudah dimiliki dalam aplikasinya.

Tergambarkan dari beberapa buah pemikiran dengan contoh memiliki empati terhadap sosial lingkungan, berjiwa kepemimpinan serta bersifat enterpreneur.

Dalam realitanya masih banyak mahasiswa yang belum sampai ketitik pemikiran ini, ada sebuah egoisme yang masih melekat dalam diri mahasiswa sehingga tidak mau berada titik tersebut.

Saat ini mahasiswa hanya terfokus dalam disiplin yang sedangkan ditekuni, sehingga tidak berani untuk meng-explore diri untuk menggapai pengetahuan global yang Saat ini sangat penting dipahami.

Hedonisme juga termasuk salah satu faktor yang membuat mahasiswa berani diposisi ini.
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

Hidup berleha-leha seakan besok tidak akan terjadi apa-apa.
Disinilah titik perubahan kita sebagai mahasiswa.

Mahasiswa tak sekedar hanya duduk dan belajar formal di kelas, mendengarkan penjelasan dosen di tiap-tiap mata kuliah, mengerjakan tugas, mengerjakan quiz dan mengikuti ujian. Sesuai dengan prinsip “Tri Dharma Perguruan Tinggi” yakni: Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan Artinya jika ada sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa bisa untuk merubahnya dengan harapan sesungguhny.
Mahasiswa sebagai sosok yang bisa membawa perubahan, yang berjiwa muda, yang banyak memiliki ide-ide segar kreatif dan inovatif, yang memiliki intelektualitas yang tinggi patut mendapatkan arahan yang baik dari perguruan tinggi tempat mereka belajar agar nanti mereka bisa menjadi lulusan yang berkualitas, calon pemimpin bangsa yang cerdas dan bertaqwa dan semakin banyak entrepreneur yang lahir dari kalangan mahasiswa.

Mahasiswa adalah salah satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah ke arah lebih baik.hal ini dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelek yang cukup bagus dan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan mereka dapat menjadi jembatan antara rakyat dengan pemerintah.

Maka dari itu mari untuk mengubah cara berpikir kepada deep thinking (Cara berpikir dan menganalisa sesuai objektivitas dan rasionalitas) sebagai mahasiswa.
Harapan besar bahwa suatu hari mahasiswa dapat menggunakan kemampuan berpikir dengan inovasi-inovasi yang strategis  dalam membantu pembangunan indonesia untuk menjadi lebih baik kedepannya.

Kuy kembalikan intelektualitas kita...

Takut putus??? layang-layang aja putus banyak yang mengejar...

Oleh: Adi wiratama

Takut putus??

Pandangan remaja zaman sekarang kalau tidak pacaran tidak keren, sebuah pemikiran primitif apalagi remaja muslim.

Ketika melihat beberapa kasus gara^^ pacaran, kita remaja seharusnya sudah paham dengan bahaya yang akan timbul

Suka dengan lawan jenis wajar, tapi kalo Suka udah mulai menjurus pada nafsu ya sudahlah...

Menurut survei kesehatan reproduksi yang dilakukan BKKBN, Banyak remaja Indonesia sudah melakukan pacaran kala usia mereka 12 tahun. Usia tersebut jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan 10 tahun lalu. Anak kelas enam SD saat ini, sudah tidak segan lagi memadu kasih.

Gawatnya lagi, perilaku tidak senonoh dilakukan para remaja yang berpacaran ini kala mereka bertemu.  Sekitar 92 persen remaja yang berpacaran, saling berpegangan tangan. Ada 82 persen yang saling berciuman. Dan, 63 persen remaja yang berpacaran, tidak malu untuk saling meraba (petting) bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tabu untuk dilakukan.

Ya kalo begini kita mau diam saja atau menjadi pelopor perubahan?

Kalo kalian masih berkila,
Kami pacaran sehat kok?
Saya pacaran islami kok?
Nih bagi kamu yang muslim

Salah seorang dai terkemuka pernah ditanya, ”Ngomong-ngomong, dulu bapak dengan ibu, maksudnya sebelum nikah, apa sempat berpacaran?”
Dengan diplomatis, si dai menjawab,”Pacaran seperti apa dulu? Kami dulu juga berpacaran, tapi berpacaran secara Islami. Lho, gimana caranya? Kami juga sering berjalan-jalan ke tempat rekreasi, tapi tak pernah ngumpet berduaan. Kami juga gak pernah melakukan yang enggak-enggak, ciuman, pelukan, apalagi –wal ‘iyyadzubillah– berzina.

Nuansa berpikir seperti itu, tampaknya bukan hanya milik si dai. Banyak kalangan remaja/pemuda indonesia yang masih berpandangan, bahwa pacaran itu sah-sah saja, asalkan tetap menjaga diri masing-masing. Ungkapan itu ibarat kalimat, “Mandi boleh, asal jangan basah.” Ungkapan yang hakikatnya tidak berwujud. Karena berpacaran itu sendiri, dalam makna apapun yang dipahami orang-orang sekarang ini, tidaklah dibenarkan dalam Islam. Kecuali kalau sekedar melakukan nadzar (melihat calon istri sebelum dinikahi, dengan didampingi mahramnya), itu dianggap sebagai pacaran. Atau setidaknya, diistilahkan demikian. Namun itu sungguh merupakan perancuan istilah. Istilah pacaran sudah kepalang dipahami sebagai hubungan lebih intim antara sepasang kekasih, yang diaplikasikan dengan jalan bareng, jalan-jalan, saling berkirim foto, ber-Wa/line, dan berbagai hal lain, yang jelas-jelas disisipi oleh banyak hal-hal haram, seperti pandangan haram dan banyak hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat islam. Bila kemudian ada istilah pacaran yang Islami, sama halnya dengan memaksakan adanya istilah, meneggak minuman keras yang Islami. Mungkin, karena minuman keras itu di tenggak di dalam masjid. Atau zina yang Islami, judi yang Islami, dan sejenisnya. Kalaupun ada aktivitas tertentu yang halal, kemudian di labeli nama-nama perbuatan haram tersebut, jelas terlalu dipaksakan, dan sama sekali tidak bermanfaat.
Analoginya,
Makan babi pakai bismillah..
Yaa Sama aja haram bro.

Di dalam ayat Alquran kita bisa temui ayat perintah untuk menghindari aktivitas pacaran. Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32).

Jelas sudah kita dilarang untuk mendekati, apalagi untuk melakukan...

Nih buat kamu yang ngakunya pejantan tangguh..
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nur: 30).

Dan buat wanita solehah calon ibu dari anak2 orang baik
“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31).

Renungkanlah wahai remaja/pemuda penerus bangsa
Indonesia masih membutuhkan kita untuk menjadi negara maju.
Indonesia masih membutuhkan kita untuk bersaing dalam era- globalisasi.

Gausah takut jodoh ga bakal kemana...
Nih..
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" QS. Yasin [36]: 36

Mendingan sekarang kita berkarya, karena tahun 2020 kita bakal dapat bonus demografi yang pada intinya lebih banyak manusia di usia produktif dari yang tidak. Yuk kita optimalkan untuk membangun bangsa dan negara.

Pasti bisa, Yuk putus...

Selasa, 21 November 2017

Pe-Rindu..

Oleh: Utami Wulandari

Aku hanya seorang perindu,
Yang hanya mampu menghujani air mata dalam tiap sujud malamku,
Diam ini, rentang yang kita ciptakan sendiri,
Dan rindu ini, adalah jarak yang memisahkan rasa...

Dan aku ?
Aku hanya seorang perindu,
Yang menghujani namamu dalam bait bait sajak sendu.
Dan kamu ?
Kamu hanya objek rindu,
Yang banyak aku tulis dalam cerita cerita yang kugoreskan...

Perbatasan daratan dan lautan, Perbatasan daratan dan langit,
Seperti itulah batas jarak yang memisahkan kita agar kita saling merindu dan bersatu dalam suatu waktu...

Hujan membawa aromanya sendiri,
Dikala rintik rintik jatuh ke bumi menyentuh dedaunan yang haus kerinduan,
Hujan membawa suasana sendu,
Melepaskan kerinduan bumi akan langit.
💙

Minggu, 19 November 2017

Harum pagi

Oleh : Chynthia Manda Sari

Rintiknya terus membasahi
Kala turun dipagi hari
bersama dinginnya embun
ternyata dia mengintip
ya, cahayanya seakan malu tuk muncul
bersembunyi dibalik awan
seakan takut pada sang hujan
Harap sang daun mentari kan muncul
membawa kehangatan pagi hari

Pagi sekali..
sang bunga mekar bersama keharuman dan senyum di setiap kelopaknya
seakan punya pengaruh besar dilingkungannya
belum lama sang lebah telah datang
datang dengan gagahnya tuk memetik
sarinya pagi ini
mereka pun bertemu dan bercengkrama
dengan senang hati sang bunga mempresilahkannya
ya, hanya sang lebah yang di perbolehkannya bukan yang lain

Gemericik air mengalir lembut
memainkan harmoni aliran bak pemusik handal
sungguh pemandangan luar biasa tak terbayang
tak ada hal seindah ini sebelumnya
berjalan sesuai aturan tanpa keburukan
🌼

Kamis, 16 November 2017

Dimensi lain...


Oleh: Adi wiratama

Dari sang kakak berpatri kepada bumi Lihatlah macam warna, namun percayalah dengan dua warna.
Hitam mengambarkan kegelapan
Putih mengambarkan keterangan
Baik adalah suatu yang selalu dikejar
Buruk adalah suatu yang dihindari

Dulu, tak akan kita temui dunia cahaya buatan
Dulu hanya ada bintang bulan matahari
Semua nya begitu jujur dalam menyatakan keadaan...

Sekarang, Siang bisa dibuat, malam bisa ditiru...
Maha pembolak balik hati tahu, Ujian yang harus dijalani sang pemilik tubuh dan raga ini..

Bukan cengkraman yang dibutuhkan, namun gengaman lembut penuh cinta...