Oleh : Sonia Margareti
Ingat sekali momen 3 tahun silam. Dulu mikirnya momen pengumuman SBMPTN bukan hal spesial atau ga perlu untuk dikenang karena ga lulus di pilihan pertama atau kedua. Ya, jurusan dan Universitas yang saya geluti saat ini bisa dibilang the worst choice. Ga diprioritasin. Ga terlalu dipikirin.
Dulu pas SMA saya ngebet banget pengen masuk Fakultas Ilmu Budaya, terutama di bidang sastra asing. Cita-citanya sederhana, pengen jadi translator. Waktu itu pengen banget masuk Sastra Korea. Mikirnya kali aja bisa jadi translatornya oppa-oppa *ah elah. Alhasil dari kelas 2 sampe kelas 3 SMA belajar bahasa Korea autodidak. Saking ngebetnya saya dulu, mulai dari tes SNMPTN, SBMPTN sampe SIMAK, pilihan yang saya prioritasin ada dua; Sastra Korea dan Sastra Rusia. Kenapa satunya saya milih Sastra Rusia? Karena bahasa Rusia masih cenderung jarang dipelajari di Indonesia , yang mana kemungkinan kedepannya bakal dicari banget karena masih jarang, ga seperti bahasa-bahasa lainnya yang udah populer kek bahasa Inggris, Cina, Perancis, ataupun Korea.
Ketika tes SNMPTN, pilihan saya kekeuh di dua jurusan itu. Tapi saya emang ga terlalu berharap bakal lulus lewat jalur ini karena penilaiannya lebih ke nilai rapor selama SMA yang saingannya bakal ketat sekali. Dan benar, saya ga lulus.
Lalu saya mencoba melanjutkan ikhtiar dengan ikut SBMPTN, pilihan saya juga tetap pada kedua jurusan itu, pada awalnya. Namun, sang Mama menyarankan untuk menggunakan slot pilihan ketiga. Beliau menyarankan untuk ngambil jurusan di sini. Di Unsri. Beliau menyarankan di jurusan Sosiologi. Sebagai anak, saya mengikuti arahan sang Mama. Walaupun, agak berat dan ga masuk hitungan.
Dan tibalah pengumuman SBM, ternyata saya lulus. Tapi..
Di pilihan ketiga.
Reaksi saya? Biasa aja. Malah kakak-kakak saya yang heboh. Dulu juga sempet kepikiran kalo ga lulus SBM, mau ngambil kuliah di kampus swasta di Jogja, kek UII atau UMY. Malah sempet kepikiran juga kalo emang ga lulus di pilihan pertama atau kedua, mending ga lulus aja. *ga bersyukur banget ya wkwkwk.
Saya masih harap-harap cemas dengan hasil SIMAK. Berharap bisa lulus di ikhtiar saya pada tes jalur terakhir. Menjelang beberapa hari sebelum pengumuman tes SIMAK, Mama sempet ngomong; “Kamu netep disini ajalah, Ge. Jauh banget kalo disana”. Nadanya lembut banget. Saya diem, dalam hati langsung mikir, “hhm keknya pengumuman SIMAK nanti aku ga lulus deh”. Karena saya sadar, Mama menyerahkan segala pilihan dan keputusan ada di saya. Beliau mempersilahkan saya untuk ikut seluruh jalur tes, membuka jalan bagi saya untuk memilih apa yang saya mau. Namun, dibalik ke-legowo-annya, beliau berharap anak perempuan satu-satunya ini ga jauh darinya. Alhasil, feeling saya benar. Saya ga lulus. Saya mencoba tegar dan mengatur ulang jalan hidup yang sudah saya rencanakan matang-matang serta mencoba mengikhlaskan hati untuk menerima dan mencoba menggeluti jurusan dimana saya keterima. Jurusan Sosiologi, Universitas Sriwijaya.
Setelah beberapa waktu mencoba mendalami jurusan ini, nilai saya biasa-biasa aja. Kek baju slim fit, ngepas.
Tapi..
Ternyata dengan berkuliah disini, _I found a new fresh way_. Dan mulailah saya sadar. Ingin bermimpi besar ga harus liat dunia yang modern mulu, dengan segala lingkungan hitz dan dan kecanggihan teknologi seperti yang saya pikir dulu. Justru, dengan melihat realita dunia yang sebenarnya, dengan segala gejolak kehidupannya, yang ga bisa dilihat dri kacamata ‘atas’ doang dapat memunculkan mimpi baru saya. Mimpi yang lebih luas, dengan pembenahan niat yang lebih baik, yang menyertakan Allah tujuan utama dalam merealisasikan keinginan saya. Bukan hanya untuk kesenangan pribadi tapi untuk kesejahteraan makhluk bumi.
Jadi, dari cerita singkat saya diatas dapat disimpulkan bahwa dengan ga lulus tes atau ga lulus di jurusan yang di idam-idamkan bukan berarti akhir dari mimpi kamu. Mungkin itu jalan yang Allah kasih agar kamu lebih memahami hakikat dari mimpi itu sendiri. Ia ingin kamu berjuang lebih, atau bisa jadi Ia ingin kamu menemukan mimpi baru, yang mana menurutNya mimpi kamu sekarang terlalu kecil, kurang cocok buat kamu yang berjiwa besar. :)
Sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar